Sabtu, 24 Mei 2008

5 'K' Wajib Bagi Mobile Worker


ilustrasi (ist.)

Jakarta - Pada artikel sebelumnya, dijelaskan sejumlah keuntungan jika melakukan mobile working. Untuk dapat melakukan mobile working, maka ada 5 'K' yang wajib diperhatikan. Ke-5 'K' tersebut adalah Kewenangan, Kompensasi, Koordinasi, Kesiapan dan Kedisiplinan. Berikut ini adalah lengkapnya:

1. Kewenangan. Pertama, tentukan bagian atau posisi apa yang diperbolehkan atau harus melakukan mobile working. Beberapa jenis pekerjaan tentunya ada yang bisa dan ada yang tidak cocok melakukan hal tersebut. Pekerjaan yang terkait dengan administrasi dan keuangan tentunya lebih tepat apabila on-site, alias di kantor.

Tetapi untuk marketing ataupun posisi yang lebih kerap untuk bertemu dengan client, mobile working adalah pilihan yang tepat. Jenis pekerjaan yang terkait dengan masalah kreatifitas, misalnya disainer ataupun promosi, dalam beberapa kondisi dapat juga melakukan mobile working.

2. Kompensasi. Di sini harus jelas terlebih dahulu aturan mainnya, yang disepakati oleh manajemen dan karyawannya yang melakukan mobile working. Salah satunya menyangkut kompensasi atas jam bekerjanya yang cenderung menjadi tak terbatas. Apakah manajemen memiliki kebijakan untuk memberikan kompensasi atas kelebihan jam kerja yang dilaporkan oleh pegawainya ketika tak bekerja di kantor?

Apakah kompensasi tersebut sudah berupa hak yang diberikan pegawai tersebut untuk mengatur jam kerjanya sendiri atau dalam bentuk lain? Apakah bisa dilakukan reimburstment atas biaya akses Internet, bulanan blackberry dan lainnya yang mendukung aktifitas mobile working?

3. Koordinasi. Meskipun dapat melakukan mobile working, tentunya masih diperlukan meeting koordinasi berkala secara on-site. Untuk itu, perlu ada jadwal yang jelas dan pasti tentang meeting yang harus diikuti secara on-site.

Pun perlu ditegaskan pula lingkup pekerjaan seperti apakah yang boleh diselesaikan secara mobile working, dan mana yang sesekali atau berkala perlu kehadiran secara fisik di kantor. Untuk meeting pun dengan lingkup kecil atau sekedar koordinasi harian, dapat dilakukan secara mobile semisal menggunakan fitur conference pada instant messaging.

4. Kesiapan. Aktifitas mobile working akan menjadi sia-sia tanpa adanya kesiapan aksesibilitas atas data pekerjaan dan ketersediaan perangkat kerja yang mendukung. Jika perusahaan memiliki corporate portal yang komprehensif dan dapat diakses melalui Internet, maka sejumlah data-data, semisal kontak client, draft kontrak, materi presentasi dan sebagainya dapat disimpan di portal tersebut dan di-download kapanpun dan dimanapun oleh para mobile worker yang diberi otorisasi.

Kalaupun belum memiliki corporate portal, aksesibilitas data tersebut dapat difasilitasi dengan fitur penyimpanan file bersama hingga database sederhana yang disediakan antara lain oleh layanan yahoogroups.com atau workspace.officelive.com. Sedangkan untuk perangkat pendukung mobile working, tentunya semisal notebook dan modem / datacard untuk akses Internet. Kelengkapan lain semisal smartphone atau blackberry.

5. Kedisiplinan. Kunci dari mobile working adalah disiplin diri. Mobile working bukan berarti memiliki waktu ekstra untuk bersantai dan kemudian mengabaikan pekerjaan. Justru dengan mobile working, dituntut adanya peningkatan efisiensi dan efektifitas dalam memanfaatkan waktu agar dapat bekerja lebih produktif dan optimal, seiring dengan penyelerasan keseimbangan antara kesehatan fisik dan psikis.

Tanpa dituntut adanya absensi kehadiran, mobile working membutuhkan kedisiplinan pemanfaatan waktu yang tinggi karena terkait dengan target yang harus dicapai tanpa adanya pengawasan langsung. Dan pastinya, tak boleh ada putus komunikasi antara pihak yang di kantor dengan mereka yang sedang melakukan mobile working. Kontak harus tetap dijaga. Ini berarti mobile worker harus mudah dihubungi, baik melalui ponsel, SMS, email ataupun instant messaging.

Sumber : detikinet.com

*) Penulis adalah peneliti ICT Watch dan penulis blog www.donnybu.com. Tulisan ini adalah pendapat pribadi.

Senin, 12 Mei 2008

Tips & Trik - 5 Keuntungan Melakukan Mobile Working


Jakarta - Pada saat harga BBM melangit, ditambah dengan kemacetan yang mengular setiap hari di jalan raya, borosnya konsumsi bahan bakar dan dampak polusi yang berakibat pada pemanasan global, maka melakukan mobile working (atau dikenal juga dengan istilah remote working) adalah salah satu solusi yang layak dikaji.

Apalagi, kini konotasi bekerja adalah pada apa yang kita kerjakan (dan hasilkan), bukan lagi sekedar mengacu pada tempat yang kita tuju (kantor).


Berikut ini adalah keuntungan yang dapat diperoleh:

1. Meningkatkan produktifitas kerja. Sepanjang mobile worker dapat mengakses data-data yang dibutuhkan tanpa harus terikat jam kerja dan bisa darimana saja, maka melakukan pekerjaan tak lagi harus membuang waktu menembus kemacetan guna berada di kantor untuk dapat bekerja. Bekerja bahkan tetap dapat dilakukan sebelum jam kerja mulai ataupun setelahnya.

Produktifitas pun tak lagi tunduk pada keterbatasan jam kerja. Tentu saja hal ini dituntut pula profesionalitas dari para mobile worker, karena prioritas orientasi bekerja mereka adalah pada output, tak lagi sekedar proses belaka.

2. Meningkatkan pelayanan client. Bagi mereka yang pekerjaannya lebih mengutamakan melakukan business meeting, maka tentu bisa tepat waktu untuk bertemu dengan client dan dalam keadaan yang fresh, adalah nilai lebih. Mobile worker dituntut untuk dapat mengikuti jadwal meeting yang dikehendaki oleh client.

Sehingga pada kondisi tertentu, harus berada di kantor terlebih dahulu baru kemudian menemui client di suatu tempat, akan beresiko pada ketepatan waktu dan kesegaran pikiran serta penampilan. Bahkan dengan piranti bergerak semacam smartphone, blackberry ataupun notebook yang dilengkapi modem/datacard, respon kepada client akan dapat lebih cepat.

3. Meningkatkan penghematan waktu. Seorang pekerja, ketika harus ke suatu tempat untuk menyelesaikan pekerjaannya, maka dengan model mobile working dia bisa mendapatkan keleluasaan untuk mengubah rute (re-route) dan jam perjalanannya yang dikalkulasi dapat lebih hemat waktu tempuh.

Ada kalanya, dengan melakukan mobile working, beberapa pekerjaan dapat diselesaikan sekaligus secara lebih cepat. Misalnya bertemu client, mengirimkan proposal, membuat materi presentasi, yang semuanya bisa dilakukan pada lokasi yang diperhitungkan lebih mudah ditempuh.

4. Meningkatkan efisiensi biaya. Efisiensi juga bisa dilakukan oleh kantor yang menerapkan mobile working bagi sejumlah karyawan pada bagian atau posisi yang memungkinkan untuk itu. Efisiensi tersebut dapat dihitung misalnya pada pemanfaatan jumlah cubical (office space) yang digunakan, termasuk hal terkaitnya semisal akses Internet, daya pendingin ruangan, listrik, ruang parkir kendaraan, perawatan dan sebagainya.

Maka sejumlah kantor, dapat mengoptimalkan lahannya atau cubical yang ada. Bagi karyawan yang memungkinkan untuk melakukan mobile working, maka hak untuk menempati cubical-nya sendiri yang privat dan permanen hendaknya ditiadakan. Kantor cukup menyediakan beberapa cubical yang bisa digunakan secara bergantian.

5. Meningkatkan kualitas hidup. Kualitas kehidupan di sini bisa dalam artian keseimbangan antara kesehatan fisik maupun psikis. Dengan memiliki keleluasaan untuk mengatur jam kerjanya sendiri, yang tentunya tetap mengikuti koridor yang ditentukan, maka karyawan akan dapat mengelola waktunya untuk hal-hal yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan pikirannya.

Misalnya dengan menyempatkan diri lebih lama berolahraga atau ke gym sembari menunggu jadwal bertemu client, masih sempat mengantar anak ke sekolah atau menjemputnya, hingga memiliki kesempatan lebih lapang untuk menyelaraskan berbagai aspek kehidupannya, meng-update pengetahuannya dengan menghadiri eksibisi, mengunjungi toko buku dan hal lainnya sebelum atau seusai menyelesaikan pekerjaan secara mobile.

Untuk dapat melakukan mobile working dengan sukses dan nyaman, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Beberapa hal tersebut dapat dibaca pada artikel selanjutnya.

sumber : detikinet

Sabtu, 10 Mei 2008

Waspadalah dengan PC dan Internet

PC dan internet adalah alat yang sangat memudahkan pekerjaan. PC memiliki berbagai fasilitas untuk memudahkan berbagai pekerjaan mulai dari pengolahan kata (word processor), desain grafis, animasi, perhitungan sederhana sampai kompleks, pelacakan kesalahan, dll. Apalagi ditunjang dengan internet yang merupakan belantara informasi. Semuanya itu nyaris saja memberikan kebebasan kepada kita untuk melakukan apa saja yang kita mau.


Lalu mengapa mesti mewaspadi keduanya?

Sebagaimana pisau yang bisa kita gunakan untuk bermacam keperluan, jika tidak hati-hati menggunakannya maka bisa jadi akan melukai diri sendiri atau orang lain yang tidak semestinya. Demikian pula dengan PC dan Internet, sebagai “alat”, kita harus waspada dalam menggunakannya. Jika tidak hati-hati dan waspada maka akan merugikan usernya.


Apa saja yang mesti diwaspadai?

1. Waktu yang terbuang

  • Tergoda keingintahuan
  • Penasaran untuk menyelesaikan masalah kecil

Ingatlah bahwa waktu kita terlalu sedikit dibandingkan apa yang harus kita kerjakan. Oleh karena itu pilihlah pekerjaan-pekerjaan berdasarkan prioritas, bukan berdasarkan keinginan.

2. Kehilangan aset, terutama data

  • Karena kerusakan hardware
  • Karena kerusakan software / virus

Data-data digital dan hardware PC kita merupakan aset. Jika Anda memiliki aset yang besar di dalamnya maka waspadalah akan resiko kehilangan aset ini akibat kerusakan hardware ataupun software. Antisipasilah.

3. Terpengaruh hal negatif

  • Content negatif
  • Belanja yang tidak perlu

Tetapkan dari awal tujuan Anda menggunakan PC / internet. Jika Anda kedapatan sedang melakukan hal yang di luar tujuan semula, evaluasilah.


Nah, sekarang manfaatkanlah alat ini dengan menangkal potensi negatifnya. Waspadalah..., waspadalah... !

Selasa, 06 Mei 2008

Tips Sukses dengan Mind Mapping

Mind Mapping atau peta pemikiran kerap digunakan untuk membantu manusia dalam memanaj pola pemikirannya, agar terarah, fokus, detil, dan mudah dalam melaksanakannya. Dalam dunia bisnis pun hal ini akan sangat membantu kesuksesan usaha kita.

Pernahkan Anda bingung untuk bertindak karena banyaknya ide yang ada di kepala? Mesti mulai dari yang mana? Sementara itu ide baru terus bermunculan. Wah, memang otak kreatif ! Tetapi ironisnya terkadang tidak satu pun ide brilian itu yang terlaksana karena tidak sempat mencatat, sementara itu kesibukan sehari-hari menjadikannya tidak sempat ditindaklanjuti. Jadilah ide itu melayang tanpa bekas, meskipun sebenarnya merupakan ide yang brilian.

Suatu saat Anda melihat orang lain melakukan hal baru yang mencengangkan kemudian Anda baru teringat bahwa hal itu sebenarnya sudah pernah Anda gagas. Wah... keduluan nih...!

Anda merasa sering seperti itu? Jika iya, maka Mind Mapping bisa membantu mengorganisir ide-ide Anda dengan baik, dan jika hal ini dilakukan dengan rapi maka bukan mustahil akan menjadi salah satu penghantar Anda menuju sukses.

Ok, Anda pernah membaca / mendengar bahwa otak kita seperti halnya komputer, bisa diprogram? Contoh sederhana adalah begini, saya akan memprogram otak Anda dengan menunjukkan sebuah warna seperti di bawah ini. Apa yang ada di otak Anda?
BIRU ! Ya, benar. Kecuali Anda buta warna.. he he. Nah itu contoh sederhana memprogram otak untuk memikirkan warna biru.

Artinya, otak kita memang mudah diprogram dengan gambar. Gambar bisa membantu otak kita untuk memahami sesuatu lebih fokus.

Nah, bagaimana cara membuat Mind Mapping dalam urusan sehari hari? Gampang. Dalam buku Zero to Hero disuguhkan kiat sbb :
  1. Ambil kertas putih. Buatlah lingkaran di tengah kertas tersebut dan tulislah ide utama Anda.
  2. Tambahkan sebuah cabang dari pusatnya untuk tiap poin kunci - gunakan tinta warna warni.
  3. Tulislah kata kunci / frasa pada tiap cabang, kembangkan untuk menambahkan detail-detail.
  4. Tambahkan simbol dan ilustrasi
  5. Gunakan huruf kapital
  6. Tulislah gagasan-gagasan penting dengan huruf besar
  7. Hidpukan peta pikiran Anda
  8. Garis bawahi kata-kata itu dan gunakan huruf tebal
  9. Bersikaplah kreatif dan berani
  10. Gunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan point-point atau gagasan-gagasan.


Senin, 05 Mei 2008

Cara Praktis ber-SMS dari PC

Gambar di atas adalah screen shoot aplikasi sms 1.7. Dengan software ini kita bisa mengirim sms dengan leluasa karena kita mengetik di keyboard PC, tidak di hand phone. Jika kita secara rutin membuat follow up atau maintain pelanggan menggunakan sms, maka software ini sangat membantu.
Kita bisa menyiapkan teks standar yang biasa kita kirim ke client atau prospek, tinggal dicopy paste di software tersebut, kemudian edit nama dan no. penerima, lalu klik tombol "kirim sms". Jika akan mengirim ke banyak nomor, bisa dimasukkan sekaligus dengan dipisahkan tanda koma (,).
Software ini juga bisa menampung phonebook, dan menyimpan sms yang terkirim maupun yang diterima.
Untuk handphone nokia, biasanya sudah ada software Nokia PC Suite yang juga memiliki fasilitas sms dari pc seperti ini. Namun jika kita menggunakan HP lain yg belum memiliki software tsb, bisa menggunakan software ini.
Software Aplikasi sms 1.7 dapat didownload gratis di situs www.bengkelprogram.com atau di sini

10 Kiat Sukses Melakukan '(Lap) Topless Meeting'


Ilustrasi (123rf.com)
Pada artikel sebelumnya, dijelaskan bahwa terdapat sejumlah alasan mengapa membawa laptop saat meeting dapat berakibat pada tak optimalnya hasil yang didapat. Minimnya collective learning berakibat tak kuatnya collective decision. Melakukan topless meeting, yang berarti membatasi penggunaan laptop oleh peserta meeting, oleh sebagian kalangan diyakini dapat menjadi solusinya.

Meskipun demikian, tentu tak mudah menjalankan topless meeting, yang merupakan sebuah "budaya baru". Pun, tak semua mau atau mampu menjalankannya. Tetapi jika ingin menjalankannya, berikut ini 10 (sepuluh) kiat agar topless meeting bisa berhasil:

1. Jangan Mendadak. Pastikan undangan meeting dapat disampaikan jauh hari, tidak mendadak, sehingga peserta meeting dapat menyiapkan materinya dengan waktu yang cukup.

2. Berbagi laptop. Jika diperlukan presentasi menggunakan software presentasi dan/atau akses Internet, maka cukup sediakan 1 (satu) komputer atau laptop yang terhubung dengan LCD projector. Gunakan komputer atau laptop tersebut secara bergantian.

3. Kumpulkan Materi. Materi presentasi yang ingin disampaikan hendaknya telah disimpan sebelumnya di dalam komputer / laptop yang digunakan bersama. Jika komputer / laptop tersebut terhubung dengan jaringan (LAN), maka materi presentasi tersebut dapat di simpan dalam folder sharing. Tentu saja tiap peserta meeting dapat menyiapkan backup-nya dalam flashdisk.

4. Distribusikan Minute-of-Meeting. Agar tiap peserta dapat fokus pada diskusi tetapi tetap bisa mendapatkan detilnya seusai meeting, maka catatan atau minute-of-meeting hendaknya langsung didistribusikan kepada peserta seusai meeting. Untuk itu perlu ada seseorang yang ditunjuk hanya untuk mencatat poin-poin penting dalam meeting dan kemudian mendistribusikannya ke para peserta.

5. Batasi Durasi. Beri pengertian kepada tiap peserta meeting untuk menyampaikan gagasan atau laporannya, secara singkat, padat dan jelas. Kalau perlu, berilah batasan waktu dan halaman, semisal tidak lebih dari 15 menit dan/atau maksimal 10 halaman presentasi per orangnya. Jika perlu, tunjuk seseorang sebagai time-keeper untuk mengingatkan soal waktu. Dengan demikian, meeting tidak perlu berlarut-larut dan menjadi menjemukan.

6. Fokus dan Terarah. Meeting yang dilakukan haruslah memiliki tujuan yang jelas terhadap pencapaian yang diharapkan. Kemudian arahkan diskusi di dalam meeting agar tetap fokus pada target pencapaian tersebut. Untuk itu, peserta meeting harus sudah paham apa tujuan dari meeting yang akan atau sedang diikutinya.

7. Berikan hand-out. Untuk materi yang perlu perhatian detil dan rinci, misalnya laporan keuangan atau yang melibatkan angka-angka, perhitungan, formula dan sejenisnya, maka lebih baik disediakan hand-out (hardcopy) bagi peserta meeting

8. Jumlah Peserta. Jumlah peserta meeting haruslah dalam komposisi yang ideal, tidak terlalu banyak dan yang diundang haruslah benar-benar pihak yang akan terlibat secara langsung dalam topik yang didiskusikan. Jika sebuah topik yang didiskusikan tak ada kaitannya dengan sebagian peserta meeting, maka mereka akan menjadi cepat bosan dan menjadi tidak fokus.

9. Silakan di luar. Jika ada peserta meeting yang tak bisa tidak menjawab telepon, membalas e-mail ataupun SMS, mintalah untuk dilakukannya di luar ruang meeting

10. Less laptop is good, but less meeting is better!
Tidak semua hal perlu dituntaskan dengan meeting yang terjadwal. Beberapa hal justru bisa lebih efektif jika disampaikan melalui kepada pihak terkait melalui internal mailing-list atau corporate portal. Lebih banyak agenda meeting yang terjadwal akan membuat peserta meeting lebih sibuk menyiapkan materi presentasi ketimbang melakukan kegiatan produktif lainnya.

Sumber : Detikinet

*) Penulis adalah peneliti ICT Watch dan penulis blog www.donnybu.com. Tulisan ini adalah pendapat pribadi.

5 Alasan Meeting Tak Optimal Lantaran Bawa Laptop!



Ilustrasi (ist.)

Tahukah Anda mengapa meeting selalu berlarut-larut, menjemukan dan hasilnya cenderung tak optimal? Ternyata salah satu penyebabnya adalah karena peserta meeting membawa laptop (ataupun blackberry dan smartphone)! Kok bisa?

Berikut ini 5 (lima) alasannya, berdasarkan pengalaman penulis + sejumlah contoh kasus yang tersedia di Internet:

  1. Meeting dengan seluruh atau sebagian besar peserta membawa laptop, akan berdampak pada semakin minimnya komunikasi non-verbal antar peserta rapat. Bahasa non-verbal, adalah komponen tak terpisahkan dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan sesama manusia, bahkan antar mahluk hidup. Anggukan kepala, picingan mata, gerak bibir, posisi duduk, letak tangan, adalah hal yang paling penting untuk mengukur tingkat perhatian (ketertarikan) peserta meeting, pemahaman dan lainnya. Meeting pun menjadi berlarut-larut
  2. Saat pihak lain sedang melakukan presentasi gagasan atau laporannya, maka kecenderungan peserta meeting lainnya yang membawa laptop akan lebih sibuk mengutak-atik materi presentasi masing-masing. Ini adalah akibat dari ketidaksiapan untuk menghadiri meeting, atau minimnya waktu yang tersedia untuk melakukan persiapan tersebut. Menyiapkan ataupun merapihkan materi presentasi saat meeting tengah berlangsung, adalah salah satu bentuk kerja yang kontra-produktif.
  3. Peserta meeting dengan membawa laptop cenderung akan lebih berinteraksi dengan laptopnya, ketimbang dengan lingkungan sekitarnya. Misalnya untuk mengusir kebosanan saat meeting, maka mereka akan bermain game, hingga chatting, browsing ataupun blogging apabila ada akses Internet. Walhasil, pihak yang sedang presentasi tidak akan mendapatkan respon yang interaktif. Feedback dari peserta meeting pun menjadi minim, yang akhirnya berdampak pada tidak matangnya output yang dihasilkan.
  4. Juga dengan adanya akses Internet, maka peserta meeting yang membawa laptop akan cenderung membentuk kelompok kecil eksklusif secara online, yang anggotanya adalah sebagian dari peserta meeting tersebut. Kelompok kecil ini akan membuat diskusi terpisah, melalui fitur messenger, dengan konten diskusi yang bisa jadi tidak konstruktif. Bentuknya pun beragam, bisa sekedar saling melempar joke, sampai membicarakan (dalam konteks negatif) pihak yang sedang melakukan presentasi, materinya ataupun peserta meeting yang lain.
  5. Meeting seharusnya adalah sebuah bentuk koordinasi ataupun integrasi antar unit/divisi, atau bisa juga sebagai akselerasi ataupun sinkronisasi. Tetapi yang terjadi, ketika peserta meeting membawa laptop, maka dia bisa tergoda untuk melakukan pekerjaan pararel, semisal diselingi dengan menggarap kerjaan lainnya yang tertunda karena harus menghadiri meeting. Aktifitas pararel, bukan berarti dapat berpikir ataupun menganalisis sesuatu secara parerel. Karena otak sejatinya akan berpikir dengan berlompat-lompat, "pause" di satu hal, dan "play" di hal lain. Sehingga buah pikir yang dihasilkan cenderung menjadi tidak optimal lantaran tidak fokus.


"Topless Meeting"

Dari ke-5 hal di atas, kata kuncinya adalah tak terwujudnya collective learning yang optimal. Tak ada collective learning, tak ada collective decission. Akhirnya, segala keputusan sifatnya lebih menjadi tanggung-jawab sektoral ("itu tanggung jawabmu, bukan aku!") dan tak lagi mengedepankan team work yang solid.

Salah satu solusi atas permasalahan di atas, seperti kini mulai banyak diyakini (dan dijalankan) oleh banyak pihak, adalah dengan melakukan 'topless meeting'. Topless meeting di sini bukan dalam artian meeting tanpa mengenakan busana bagian atas.

Topless meeting di sini adalah tak diijinkannya peserta meeting untuk membawa laptop, blackberry atau gadget lainnya yang dapat menganggu fokus diskusi. Salah satu ulasannya, dalam bentuk tayangan berita dari stasiun televisi CBS dari berita dari stasiun televisi NBC.

Pastinya, topless meeting adalah semacam "budaya baru", yang tentu akan mengakibatkan adanya "gegar budaya" (culture shock). Tidak semua orang akan menjadi nyaman, apabila harus "dilucuti" gadget-nya sebelum masuk ke ruang meeting. Ibarat maju berperang, tetapi sejumlah senjata pamungkas andalan tak boleh ditenteng.

Jadi bagaimana jika kita ingin menerapkan topless meeting? Lalu apa persiapan kita jika harus menghadiri topless meeting? Bagaimana strategi agar topless meeting bisa berhasil? Silakan baca artikel selanjutnya.

Sumber : Detikinet
*) Penulis adalah peneliti ICT Watch dan penulis blog www.donnybu.com. Tulisan ini adalah pendapat pribadi.

Sabtu, 03 Mei 2008

Follow up Penjualan dengan SMS

Jika Anda memiliki bisnis di internet tentu jarang sekali dapat bertatap muka dengan prospek ataupun client. Komunikasi pun akan lebih sering via email, chatting, telepon, atau sms. Nah, mau tindak lanjut prospek Anda lebih berkesan dan lebih cepat? Coba gunakan sms.
Kenapa sms? Ya, sms kadang lebih efektif dari pada media lain karena :
  1. Biasanya prospek yang serius bersedia memberikan no. HP-nya di form yang kita sediakan.
  2. Sms akan lebih cepat diterima prospek dari pada email karena tidak semua prospek selalu online di depan komputernya.
  3. Informasi penting semacam no. rekening pembayaran akan langsung termemori di HP prospek, sehingga memudahkan proses transfer.
  4. Menunjukkan keseriusan kita dalam menindaklanjuti prospek tersebut.
  5. Sms relatif lebih murah dari pada langsung kita telepon
Hanya saja perlu diperhatikan hal-hal sbb :
  1. Kalimat di sms jangan terlalu bernada mengejar sehingga prospek merasa terteror
  2. Buatlah kalimat yang bernada melayani, menginformasikan, dan memperhatikan.
  3. Pilihlah operator yang tarif sms-nya murah
  4. Kirimkan sms sesegera mungkin setelah prospek memberikan datanya.
  5. Gunakan software sms dari pc agar lebih leluasa menulisnya.
Jika Anda belum memiliki software pengirim sms dari pc silakan ikuti terus blog ini. Insya Alloh saya akan menulis review-nya dan memberikan link downloadnya.